Kamu tahu,
Setiap orang yg hadir di dalam hidup kita memiliki ruangnya masing-masing.
Tanpa kita persilakan pun, mereka akan masuk dan langsung menduduki singgasananya.
Mereka duduk dan bersemayam di ruang hati kita.
Memberikan warna dan rasa yang berbeda.
Tidak ada yang sama.
Dan setiap dari mereka istimewa.
Mereka memenuhi setiap sekat hati kita.
Memberi rasa dan warna yang khas dan membekas.
Yang ketika mereka pergi, hatimu akan ikut merasa kosong.
Senin, 24 Oktober 2016
Teman Lama
Gagal?
Kadang sesuatu yang kita rencanakan gagal terlaksana.
Tetapi kamu tahu, yang terjadi selalu yang terbaik.
Meski kegagalan itu menjadi hasil terbaik bukan berarti kita boleh gagal merencanakan. Apalagi merencanakan kegagalan.
Kita hanya cukup melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan.
Selebihnya, biarkan Allah yang menentukan semuanya.
Lakukanlah, berusahalah. Karena hasil tidak pernah mengkhianati proses.
25.10.2016
Tetapi kamu tahu, yang terjadi selalu yang terbaik.
Meski kegagalan itu menjadi hasil terbaik bukan berarti kita boleh gagal merencanakan. Apalagi merencanakan kegagalan.
Kita hanya cukup melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan.
Selebihnya, biarkan Allah yang menentukan semuanya.
Lakukanlah, berusahalah. Karena hasil tidak pernah mengkhianati proses.
25.10.2016
Selasa, 18 Oktober 2016
Mood
Hi Mood!
Bisa kita ngobrol sebentar?
Kamu tahu, dari sekian banyak kata, mungkin kamu adalah kata yang tepat yang bisa mewakili perasaan yang memunculkan rasa khawatir ini.
Apalagi jika kamu datang bersama awan cumulonimbus kelabu, dunia akan menjadi gelap dan menakutkan. Tapi jika kamu bergandengan dengan matahari, dunia menjadi cerah dan menyenangkan.
Sebagian orang tidak tahu bagaimana caranya berteman denganmu dan bagaimana caranya mendekatimu agar angin datang dan meniup awan kelabu itu.
Apakah dulu aku juga begitu, belum bisa berteman denganmu sampai tidak bisa bertemu angin untuk mengusir awan gelap?
Mungkin iya, sebelum aku mengetahui bahwa sepasang telinga dan empati adalah teman terbaikmu.
Bisa kita ngobrol sebentar?
Kamu tahu, dari sekian banyak kata, mungkin kamu adalah kata yang tepat yang bisa mewakili perasaan yang memunculkan rasa khawatir ini.
Apalagi jika kamu datang bersama awan cumulonimbus kelabu, dunia akan menjadi gelap dan menakutkan. Tapi jika kamu bergandengan dengan matahari, dunia menjadi cerah dan menyenangkan.
Sebagian orang tidak tahu bagaimana caranya berteman denganmu dan bagaimana caranya mendekatimu agar angin datang dan meniup awan kelabu itu.
Apakah dulu aku juga begitu, belum bisa berteman denganmu sampai tidak bisa bertemu angin untuk mengusir awan gelap?
Mungkin iya, sebelum aku mengetahui bahwa sepasang telinga dan empati adalah teman terbaikmu.
Rabu, 28 September 2016
Elang Kecil
Hei elang kecil!
Kau tahu, elang besar yang kau lihat sekarang, bagaimana ia dulu? Dia tidak terbang segagah itu sebelumnya. Dia bukan penerbang yang handal. Jangankan untuk terbang, keluar sangkar hanya untuk melihat langit saja, ia sangat takut. Ia merasa lebih baik diam dan menutup diri dari dunia luar. Di luar terlalu kejam. Cukup di dalam sangkar saja, tidak perlu terbang dan dia akan aman. Tidak perlu bertemu apapun yang bisa membuatnya celaka.
Tapi di dadanya selalu ada tanda tanya tentang dunia luar. Apa dan bagaimana yang sebenarnya terjadi di luar sana. Hingga ia bertekad bahwa suatu saat nanti ia yang harus tahu. Dan itu artinya ia harus terbang. Meski takut, akhirnya ia keluar sedikit demi sedikit dari sangkarnya mengamati bagaimana cara elang besar lain terbang tinggi dengan gagahnya, tanpa menabrak pohon dan bangunan. Ia memulai kepakan sayap pertamanya. Sulit. Tetapi setelah mencoba beberapa kali, dia berhasil, dia bisa terbang.
Mulus? Jelas tidak. Meski sudah bisa terbang, ia sering kali membentur tembok dan menabrak pohon. Sakit dan melelahkan. Semua itu kadang membuatnya memutuskan untuk tidak terbang terlalu tinggi, hanya sekedarnya saja. Dan bahkan pada saat-saat tertentu ia memilih berhenti dan memutuskan berjalan saja. Tapi ternyata dekat dengan gravitasi justru membuat ia sering terjatuh dan menabrak semua hal. Terlalu banyak jejeran bangunan dan pohon yang menghambat terbangnya. Tak jarang pula kakinya tersangkut akar pohon ketika ia memilih berjalan.
Sampai akhirnya elang besar mencoba terbang lebih tinggi, ia mencoba melakukannya meski sebenarnya itu hal yang sangat ia takutkan. Terbang tinggi ternyata membuatnya tahu apa yang selama ini dikatakan oleh para elang besar tentang dunia luar. Terbang di atas langit dan menentang matahari, membuatnya terbuka dan benar-benar siap menantang dunia. Tapi ia tetap akan turun, tanah tetap menjadi salah satu tempat favoritnya. Menginjakan kaki di atas tanah dan kadang berjalan di dalam labirin bersama elang-elang kecil-yang juga akan berada di atas langit suatu hari nanti-. Mengajak mereka mengepakkan sayap untuk membelah langit dan menembus cakrawala.
Kau tahu, elang besar yang kau lihat sekarang, bagaimana ia dulu? Dia tidak terbang segagah itu sebelumnya. Dia bukan penerbang yang handal. Jangankan untuk terbang, keluar sangkar hanya untuk melihat langit saja, ia sangat takut. Ia merasa lebih baik diam dan menutup diri dari dunia luar. Di luar terlalu kejam. Cukup di dalam sangkar saja, tidak perlu terbang dan dia akan aman. Tidak perlu bertemu apapun yang bisa membuatnya celaka.
Tapi di dadanya selalu ada tanda tanya tentang dunia luar. Apa dan bagaimana yang sebenarnya terjadi di luar sana. Hingga ia bertekad bahwa suatu saat nanti ia yang harus tahu. Dan itu artinya ia harus terbang. Meski takut, akhirnya ia keluar sedikit demi sedikit dari sangkarnya mengamati bagaimana cara elang besar lain terbang tinggi dengan gagahnya, tanpa menabrak pohon dan bangunan. Ia memulai kepakan sayap pertamanya. Sulit. Tetapi setelah mencoba beberapa kali, dia berhasil, dia bisa terbang.
Mulus? Jelas tidak. Meski sudah bisa terbang, ia sering kali membentur tembok dan menabrak pohon. Sakit dan melelahkan. Semua itu kadang membuatnya memutuskan untuk tidak terbang terlalu tinggi, hanya sekedarnya saja. Dan bahkan pada saat-saat tertentu ia memilih berhenti dan memutuskan berjalan saja. Tapi ternyata dekat dengan gravitasi justru membuat ia sering terjatuh dan menabrak semua hal. Terlalu banyak jejeran bangunan dan pohon yang menghambat terbangnya. Tak jarang pula kakinya tersangkut akar pohon ketika ia memilih berjalan.
Sampai akhirnya elang besar mencoba terbang lebih tinggi, ia mencoba melakukannya meski sebenarnya itu hal yang sangat ia takutkan. Terbang tinggi ternyata membuatnya tahu apa yang selama ini dikatakan oleh para elang besar tentang dunia luar. Terbang di atas langit dan menentang matahari, membuatnya terbuka dan benar-benar siap menantang dunia. Tapi ia tetap akan turun, tanah tetap menjadi salah satu tempat favoritnya. Menginjakan kaki di atas tanah dan kadang berjalan di dalam labirin bersama elang-elang kecil-yang juga akan berada di atas langit suatu hari nanti-. Mengajak mereka mengepakkan sayap untuk membelah langit dan menembus cakrawala.
Selasa, 27 September 2016
Takbir Fitri dan Aleppo
Letusan kembang api. Ledakan bom.
Cahaya indah. Kobaran api.
Senyum mengembang. Tangis yang pecah.
Berhamburan menatap langit. Bergegas merunduk menyelamatkan jiwa.
Gelak tawa menyambut. Sembilu hati melepas.
Mengunjungi sanak saudara. Mengubur para syuhada.
Sesal dan getir bertemu hari kemenangan meski semarak takbir kegembiraan mnyeruak memenuhi seluruh jagat.
Bukan tak ingin kami bertemu denganmu, tetapi takbir kemenangan itu sangat tidak layak untuk kami.
Kami kalah, wahai Bumi yg diberkahi.
1 Syawal 1437
Cahaya indah. Kobaran api.
Senyum mengembang. Tangis yang pecah.
Berhamburan menatap langit. Bergegas merunduk menyelamatkan jiwa.
Gelak tawa menyambut. Sembilu hati melepas.
Mengunjungi sanak saudara. Mengubur para syuhada.
Sesal dan getir bertemu hari kemenangan meski semarak takbir kegembiraan mnyeruak memenuhi seluruh jagat.
Bukan tak ingin kami bertemu denganmu, tetapi takbir kemenangan itu sangat tidak layak untuk kami.
Kami kalah, wahai Bumi yg diberkahi.
1 Syawal 1437
Slot Pintu
Kamu tahu,
Benda kecil itu luar biasa.
Kemegahan, kebesaran, dan ketinggian pintu tidak ada apa-apanya.
Ya, pintu menjadi tak berdaya ketika dia beraksi. Slot!
Seperti masalah pada manusia.
Sesuatu yang mungkin sebenarnya adalah hal kecil,
Tapi membuat manusia yang begitu luar biasa kadang tak bisa apa-apa
Bernyawa tapi tak berdaya
Padahal, hanya butuh tenaga kecil saja untuk membukanya.
Masalah, begitupun juga dia.
Slot pintu yang mengusik sejak pekan lalu.
27.9.2016
Langganan:
Postingan (Atom)