“Kini, gerakan pemuda condong kepada Islam kanan yang militan,
atau gerakan pemuda yang ingin mewujudkan Khilafah untuk
mengislamkan negara”
Itulah penggalan kalimat yang dituturkan Savic Alielha, aktivis
muda Nahdlatul Ulama (NU), pada Kamis (15/8/13) lalu kepada tribunnews.com mengenai pendangannya terhadap arah perjuangan
pemuda hari ini. Disaat pemuda yang hari ini cenderung apatis dan apolitis
terhadap kondisi masyarakat yang semakin terpuruk oleh tangan-tangan serakah para
koruptor negeri ini, ternyata geliat semangat pemuda untuk melakukan perubahan
masih ada. Geliat perubahan yang berbeda, Islam yang diusung.
Apa yang diungkapkan Savic tentunya bukan omong kosong yang
begitu saja terlontar. Tidak salah rasanya jika Savic melontarkan ungkapan tersebut.
Hal ini karena, apa yang disampaikannya senada dengan hasil survey yang
dilakukan oleh Lembaga Survey Internasional PEW yang melakukan survei tentang menjadikan
Syariah Islam sebagai hukum resmi di
negeri-negeri Islam memperlihatkan bahwa sebanyak 72% rakyat Indonesia menginginkan
syariah Islam.
Beralihnya arah perjuangan pemuda hari ini disinyalir sebagai bentuk
jengah dari perjuangan mahasiswa hari ini yang tak jua membuahkan hasil yang
signifikan. Penggulingan rezim demi rezim yang mencekik rakyat tidak mampu
menuntaskan penindasan yang dirasakan masyarakat. Setelah pemuda berhasil
menggulingkan sebuah rezim, sulit
sekali mendengar rakyat bisa bernapas lega dengan kehidupan barunya yang
katanya hidup di alam demokrasi.
Demokrasi yang selalu berteriak bahwa dirinya sistem
pemerintahan yang mampu mengakomodir keinginan rakyat ternyata hanya omong
kosong belaka. Bisa kita lihat dalam alam demokrasi, BPS melansir 28,07 juta orang berada dalam garis kemiskinan,
8 juta anak Indonesia mengalami kekurangan
gizi, dan setiap menit ada
empat anak yang putus sekolah. Korupsi merajalela, kesenjangan sosial semakin
menjadi, inilah sedikit potret nyata yang tidak mampu dipungkiri Indonesia yang
memiliki sistem hidup demokrasi dan masih banyak lagi yang lainnya
Oktober, bulan sakral yang dinilai membuat Indonesia memiliki
jati dirinya. Oktober menjadi momentum geliat pergerakan pemuda mulai muncul ke permukaan.
Dengan semangat Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, momentum tersebut sering
diperingati untuk membakar semangat pemuda untuk terus memanaskan kobaran api
perjuangan. Tapi kali ini kita patut bertanya tentang usungan perubahan yang
diteriakkan mahasiswa. Masihkan reformasi yang diinginkan seperti yang pernah
terjadi pada 1966 dan 1998 dengan mempertahankan sistem bobrok dan memolesnya hanya dengan
pergantian ‘pemain’ yang tetap memiliki mental korup? Ataukah beralih mencari
solusi lain sebagai tumpuan arah perjuangan?
Indonesia sebagai negeri muslim terbesar di dunia sejatinya
tidak akan mampu memungkiri identitasnya ini. Hanya saja, gaya hidup sekuler
menjadikan Indonesia tak memiliki lagi citra Islami yang melekat dalam setiap kehidupan
warganya. Termasuk dalam ranah perjuangan pemuda. Arah perjuangan pemuda tidak
lagi kental dengan identitas bangsa ini, bahkan sangat jauh dari apa yang
seharusnya. Perjuangan pemuda hari ini tidak lebih dari sekedar menggulingkan
rezim saja tanpa bisa melihat akar permasalahan masyarakat hari ini yaitu keserakahan
sistem demokrasi yang membiarkan sebagian orang berhak berkuasa atas sebagian
yang lain.
Jadi jika hari ini pemuda mencoba mengalihkan
arah perjuangannya adalah pilihan yang tepat. Tidak lagi terpaku pada kecacatan
demokrasi, tetapi
mencari solusi lain dengan Islam. Mencoba
mengusung revolusi bukan lagi reformasi. Usungan ide Islam hari ini mungkin
akan banyak membuat orang mengernyitkan dahi dan menggumamkan kata utopis dalam
benaknya. Tapi ternyata perjuangan Islam adalah ide nyentrik yang terus menggema. Banyak dukungan fakta yang memperkuat
arah perubahan gerakan pemuda ini.
Salah satu hasil riset Badan
Intelegen Amerika, NIC menyatakan bahwa tahun 2020 akan ada A New Chaliphate. Berdirinya kembali Negara Khilafah Islam, sebuah
pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada
norma-norma dan nilai-nilai global Barat. Selain itu, penulis Barat yang juga direktur sebuah perusahaan Rusia dan Wakil
Presiden Rusia Union of Industrialists dan Wakil Ketua Duma (Rusia Assembly) Michael Ioreyev dalam
bukunya Rusia
Kekaisaran Ketiga meramalkan bhawa Khilafah
akan kembali tegak di waktu yang akan datang. Ia memperediksi akan ada beberapa Negara Besar
di dunia yang akan muncul pada tahun 2020. Saat itu, akan terdapat empat atau lima negara
berperadaban ,yaitu Rusia, yang akan menguasai benua Eropa, Cina, Negara Timur Jauh, Negara Khilafah
Islam dan Negara konferderasi Amerika yang akan menggabungkan Amerika Utara dan
Amerika Selatan.
Selain
itu, dijadikannya Islam sebagai corak baru perjuangan pemuda tidak lain adalah
karena beberapa hal. Pertama, tuntutan aqidah dan syariah Islam. Ikrar seorang muslim yang
bersyahadah la ilaha illa
Allah menuntut seorang
muslim untuk mau diatur oleh aturan Allah SWT. Persoalannya, bagaimana mungkin
kita bisa menerapkan hukum Allah secara total kalau kita tidak punya negara
Khilafah? Kedua, mensejahterakan rakyat. Tanpa Khilafah umat diatur
dengan sistem kapitalistik yang serakah. Bagai ayam mati di lumbung padi, 8 juta anak di negeri agraris ini malah mengalami gizi buruk.
Sementara kebijakan ekonomi
Khilafah adalah menjamin kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) tiap individu
rakyat. Pendidikan, kesehatan, keamanan, transportasi yang merupakan kebutuhan
vital rakyat pun diperoleh dengan biaya murah, bahkan bisa gratis. Sebab,
kekayaan alam seperti emas, minyak, gas, hutan adalah milik umum yang hasilnya
diberikan kepada rakyat.
Jika
dirunut agumentasi lainnya kenapa harus Islam dan
Khilafah yang diperjuangkan, maka tentu akan sangat banyak. Hanya, jika dunia Barat saja hari ini sudah sangat yakin akan tegaknya
kembali imperium Islam, maka sudah selayaknya jika pergerakan perjuangan pemuda
di negeri muslim terbesar ini meneriakkan hal yang sama. Ditambah lagi dengan
hadits Rasulullah dalam Musnad Imam Ahmad :
“Masa
kenabian akan tetap ada di tengah-tengah kalian selama Allah menghendaki,
kemudian Allah akan mengambilnya dari tengah-tengah kalian. Kemudian akan ada
(masa) Khilafah Rasyid (yang mendapat petunjuk) yang berjalan selaras dengan
kenabian. Khilafah itu akan tetap ada di tengah-tengah kalian selama Allah
menghendaki, kemudian Allah akan mengambilnya dari tengah-tengah kalian.
Setelah itu akan ada (masanya) banyak pemimpin, dan itu akan tetap ada di
tengah-tengah kalian selama Allah menghendaki, kemudian Allah akan mengambilnya
dari tengah-tengah kalian. Setelah itu akan ada (masa) pemerintahan tirani, dan
akan tetap ada di tengah-tengah kalian selama Allah menghendaki, kemudian Allah
akan mengambilnya dari tengah-tengah kalian. Kemudian, akan muncullah (masa)
Khilafah Rasyid (kembali) yang berjalan selaras dengan kenabian.” Kemudian
beliau (Rasulullah) terdiam.”
“ Allah tidak
akan menyalahi janjinya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (TQS. Ar Ruum [30]: 6)
21.10.2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar