Selasa, 02 Februari 2016

Muslim Suriah, Korban Perang Sipil yang Ditolak Dunia

Publik internasional murka. Kali ini dunia kemarahan publik dipicu oleh sebuah gambar seorang balita yang tewas ditepian pantai. Aylan Kurdi (3 tahun), bocah Suriah ini tenggelam di Laut Mediterania bersama saudara laki-laki dan Ibunya saat melarikan diri ke Eropa akibat kebrutalan perang sipil di Suriah. Ungkapan kemarahan dan kesedihan memadati dunia maya dalam menanggapi foto tersebut. Sebelumnya, sebanyak 71 orang pengungsi Suriah ditemukan tewas akibat sesak nafas di dalam  truk di  jalan bebas hambatan Austria untuk mencari suaka.

Mereka adalah masyarakat yang menjadi korban akibat dari krisis yang terjadi di Suriah, Afghanistan, Pakistan atau Eritrea berbondong menuju Eropa untuk meminta perlindungan. Sayangnya apa yang mereka harapkan untuk mendapat perlindungan ternyata berbuah kenyataan pahit. Di Makedonia, pengungsi dilarang menggunakan transportasi umum, akhirnya mereka beralih ke sepeda. Mereka tidur beratapkan langit atau menggunakan bangunan-bangunan kosong sepanjang perjalanan.

Dari Makedonia, berbekal peta di layar ponsel pintar, mereka jalan kaki menuju Serbia. Di Serbia mereka ditangkap polisi dan diperintahkan meninggalkan negara itu dalam waktu 72 tahun. Di Hungaria, warganya bertindak kasar terhadap pengungsi, mengusir mereka dan melempari mereka dengan batu. Rombongan pengungsi yang tredapat di sana sempat tersesat di hutan Hungaria selama dua hari tanpa air dan makanan. Tidur pun beralaskan tanah.

Konflik yang terjadi di Suriah ini tak pelak merupakan gambaran memprihatinkan bagi kaum muslim. Kesatuan umat Islam tak lagi menjadi penghalang terhadap meledaknya konflik di Suriah ini.Terkait dengan konflik ini, negara-negara Barat  turut bertanggung jawab. Berbagai konflik yang terjadi di negeri Islam tidak bisa dilepaskan dari kebijakan imperialisme negara-negara Barat. Penjajahan Barat di di Afghanistan, telah menyeret rakyat negara itu dalam penderitaan.

Hal ini diperparah dengan dukungan negara-negara Barat terhadap penguasa-penguasa bengis di negeri-negeri konflik, yang tidak segan-segan membantai rakyatnya sendiri. Seperti yang terjadi di Suriah. Tentu, faktor kesejahteraan yang buruk, akibat kegagalan sistem kapitalisme di beberapa negara Afrika seperti Somalia,Eriteria, menjadi faktor penyebab.

Saat ini negara justru malah menjadi pihak yang menjadi pembunuh warga bukan yang malah menjadi pembunuh nomor satu yang membuat warga harus pergi dari negerinya untuk menyelamatkan diri. Tragedi yang menimpa pengungsi yang sebagian besar Muslim ini, semakin menunjukkan, begitu butuhnya umat Islam akan pelindung umat. Ketiadaan khilafah telah membuat umat kehilangan pemimpin dan pelindung mereka, akibatnya nasib umat Islam sungguh menyedihkan harus melarikan diri dari negerinya sendiri.

4.9.2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar