Publik internasional
murka. Kali ini dunia kemarahan publik dipicu oleh sebuah gambar seorang balita
yang tewas ditepian pantai. Aylan Kurdi (3 tahun), bocah Suriah ini tenggelam
di Laut Mediterania bersama saudara laki-laki dan Ibunya saat melarikan diri ke
Eropa akibat kebrutalan perang sipil di Suriah. Ungkapan kemarahan dan
kesedihan memadati dunia maya dalam menanggapi foto tersebut. Sebelumnya, sebanyak 71 orang pengungsi Suriah
ditemukan tewas akibat sesak nafas di dalam
truk di jalan bebas hambatan Austria untuk mencari suaka.
Mereka
adalah masyarakat yang menjadi korban akibat dari krisis yang terjadi di
Suriah, Afghanistan, Pakistan atau Eritrea berbondong menuju Eropa untuk
meminta perlindungan. Sayangnya apa yang mereka harapkan untuk mendapat
perlindungan ternyata berbuah kenyataan pahit. Di
Makedonia, pengungsi dilarang menggunakan transportasi umum, akhirnya mereka
beralih ke sepeda. Mereka tidur beratapkan langit atau menggunakan
bangunan-bangunan kosong sepanjang perjalanan.
Dari Makedonia, berbekal peta di
layar ponsel pintar, mereka jalan kaki menuju Serbia. Di Serbia mereka
ditangkap polisi dan diperintahkan meninggalkan negara itu dalam waktu 72 tahun.
Di Hungaria, warganya bertindak kasar terhadap
pengungsi, mengusir mereka dan melempari mereka dengan batu. Rombongan
pengungsi yang tredapat di sana sempat tersesat di hutan Hungaria selama dua
hari tanpa air dan makanan. Tidur pun beralaskan tanah.
Konflik
yang terjadi di Suriah ini tak pelak merupakan gambaran memprihatinkan bagi
kaum muslim. Kesatuan umat Islam tak lagi menjadi penghalang terhadap
meledaknya konflik di Suriah ini.Terkait
dengan konflik ini, negara-negara Barat turut bertanggung jawab. Berbagai
konflik yang terjadi di negeri Islam tidak bisa dilepaskan dari kebijakan
imperialisme negara-negara Barat. Penjajahan Barat di di Afghanistan, telah
menyeret rakyat negara itu dalam penderitaan.
Hal ini
diperparah dengan dukungan negara-negara Barat terhadap penguasa-penguasa
bengis di negeri-negeri konflik, yang tidak segan-segan membantai rakyatnya
sendiri. Seperti yang terjadi di Suriah. Tentu, faktor kesejahteraan yang
buruk, akibat kegagalan sistem kapitalisme di beberapa negara Afrika seperti
Somalia,Eriteria, menjadi faktor penyebab.
Saat ini negara justru malah menjadi pihak yang
menjadi pembunuh warga bukan yang malah menjadi pembunuh nomor satu yang
membuat warga harus pergi dari negerinya untuk menyelamatkan diri. Tragedi yang
menimpa pengungsi yang sebagian besar Muslim ini, semakin menunjukkan, begitu
butuhnya umat Islam akan pelindung umat. Ketiadaan khilafah telah membuat umat
kehilangan pemimpin dan pelindung mereka, akibatnya nasib umat Islam sungguh
menyedihkan harus melarikan diri dari negerinya sendiri.
4.9.2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar